KABUPATEN, JP Radar Kediri- Pemaksaan alih fungsi lahan di kawasan hutan Lereng Gunung Wilis menjadi sorotan banyak pihak. Terlebih, upaya d...
KABUPATEN, JP Radar Kediri- Pemaksaan alih fungsi lahan di kawasan hutan Lereng Gunung Wilis menjadi sorotan banyak pihak. Terlebih, upaya dalam menangani hal tersebut belum maksimal.
Alasan itu yang membuat Pelestari Kawasan Wilis (Perkawis) Kediri meminta ada penegakan hukum terkait hal ini. Sebab, apabila tak segera ditangani, dampak yang besar akan terjadi di masa mendatang.
Pariani, anggota Perkawis Kediri menyayangkan berlangsungnya aksi penebangan hutan yang semakin masif seperti yang terjadi saat ini. Terlebih, penebangan tersebut terkesan dibiarkan.
Pariani kaget melihat kondisi tersebut. Dia kemudian mencontohkan, beberapa tahun lalu jalur menuju ke Air Terjun Ngleyangan masih sangat rimbun. Banyak pohon-pohon besar yang menjadi peneduh selama perjalanan. Kondisi yang mulai tidak tampak saat ini.
“Apalagi akhir-akhir ini saya lihat ketika masuk di hutan lindung ada penebangan lagi. Ini sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Penebangan hutan di lereng Wilis, menurutnya sudah berlangsung 10 tahun terakhir. Awalnya memang di daerah bawah. Namun kini merembet naik ke perbukitan di bagian atas. Mendekati kawasan Air Terjun Ngleyangan.
“Harapan saya, pihak terkait yakni Perhutani tidak membiarkan hal itu. Harus ada tanggungjawab atas penggundulan hutan Wilis yang semakin mengkhawatirkan ini,” harapnya.
Upaya itu, pintanya, salah satunya adalah mengembalikan fungsi lahan pertanian sayur ke fungsi awalnya. “Kalau dulu merupakan hutan produksi yang dikembalikan ke hutan produksi. Kalau hutan lindung ya dijadikan lagi hutan lindung,” ungkapnya.
Keberadaan hutan di lereng Wilis tersebut menjadi kekuatan penting dalam kehidupan. Adanya pemaksaan alih fungsi lahan hutan justru bisa menjadi ancaman.
Termasuk yang terjadi di lereng Gunung Wilis tersebut. Alih fungsi sebagai lahan pertanian dikhawatirkan berdampak pada daerah sekitarnya. Bencana longsor, banjir, dan berkurangnya air bersih menjadi ancaman.
Aktivis dari SUAR Indonesia Sanusi menyebut bahwa selain pemerintah, hal ini merupakan pekerjaan rumah bersama. Terutama pihak terkait yakni Perhutani.
Ia mengakui bahwa sebenarnya pihak Perhutani sudah ada aksi dengan penanaman benih pohon yang dilakukan beberapa hari lalu. Namun sekali lagi dia menegaskan bahwa yang diinginkan dalam penanganan alih fungsi lahan tersebut adalah upaya penegakkan hukum.
“Jadi di sini kami ingin Perhutani ada ketegasan dan penegakkan hukum terkait alih fungsi lahan tersebut biar tidak berlanjut,” harapnya.
Untuk diketahui, dalam beberapa tahun terakhir ada pemaksaan alih fungsi kawasan hutan menjadi lahan pertanian di lereng Wilis.
Yang terbaru, ada 25 hektare yang kini kondisinya gundul. Rata-rata digunakan untuk budidaya tanaman sayur seperti bawang merah dan jagung.
Atas fakta tersebut, sejumlah aktivis lingkungan khawatir jika tidak ada penanganan akan terjadi peningkatan risiko bencana hidrometrologi. Seperti berkurangnya ketersediaan air, banjir, dan tanah longsor.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Kediri Slamet Turmudi menyebut, gundulnya hutan di Wilis menjadi salah satu faktor penyebab banjir di kawasan bawah. “Sedikit banyak pasti berpengaruh,” ungkapnya.
Seperti kejadian banjir di Desa Ngablak, Kecamatan Banyakan pada pertengahan dan awal 2020 lalu. Itu akibat jebolnya tanggul di pertemuan dua sungai yang jebol.
Menurut Slamet daerah itu cukup rawan karena ketika arus sungai dari Bendomongal sangat deras. Bila itu terjadi maka air akan langsung menerjang tanggul yang ada di Sungai Bendokrosok. Hal itulah yang membuat tanggul tak bisa menahan derasnya arus sungai yang berasal dari wilayah lereng Gunung Wilis yang saat ini pohon-pohon besarnya semakin berkurang tersebut.(din/fud)
Jika Hutan di Wilis Gundul :
- Desa Jugo, Kecamatan Mojo
- Desa Parang, Kecamatan Banyakan
- Desa Kalipang, Kecamatan Grogol
- Kecamatan Tarokan : Desa Jati, Desa Sumberduren, Desa Cengkok.
- Kecamatan Banyakan : Desa Ngablak, Desa Maron, Desa Jabon.
- Desa Kalipang, Kecamatan Grogol
- Desa Bobang, Kecamatan Semen