Dok. Visit Lumajang/Dnadyaksa Paradigma baru pariwisata adalah milik rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. DESA merupakan satuan terkecil wi...
![]() |
Dok. Visit Lumajang/Dnadyaksa |
Paradigma baru pariwisata adalah milik rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. DESA merupakan satuan terkecil wilayah dan masyarakat dari bangsa/negara yang menunjukkan keragaman Indonesia. Terbukti keragaman masyarakat sebagai kekuatan bagi tegak/eksistensi bangsa dan negara Republik Indonesia.
Wisata adalah kegiatan perjalanan/bepergian untuk bersenang-senang, menggunakan waktu luang untuk memulihkan kekuatan fisik dan spiritual, refreshing (penyegaran) dan kegiatan memperkaya, memperluas serta mengembangkan wawasan seseorang. Sebagai penggerak desa wisata adalah rakyat, rakyat sebagai penentu pokok. Rakyat yang mandiri dan berdikari tanpa investor.
Rakyat harus berani tampil terdepan dan menghilangkan belenggu minder (rendah diri), malas, terbelakang dan berjiwa pelayan (budak).
Pada hakekatnya rakyat memiliki nilai-nilai budaya/tradisi yang luhur dan harta kekayaan yang tak ternilai yaitu : gotong royong, ramah, alam lingkungan yang indah, seni tradiri/budaya dll. Semua ini sebagai modal dan aset pariwisata.
Eksistensi Desa Wisata
Eksistensi Desa wisata yang ada sekarang ini muncul dan berkembang berdasarkan kegiatan turun temurun yang menjadi unggulan di desa tersebut. Beberapa hal/kegiatan yang menjadikan desa tersebut sebagai desa wisata antara lain :
- Kerajinan menjadi Desa Wisata Berbasis Kerajinan
- Seni budaya menjadi Desa Wisata Berbasis Seni Budaya
- Kehutanan menjadi desa Wisata Berbasis Kehutanan.
- Peninggalan wali/tokoh agama menjadi Desa Wisata Berbasis Ritual
- Keindahan alam lingkungan menjadi Desa Wisata Berbasis Nuansa Alam
Selain basis-basis desa wisata tersebut, desa-desa di Indonesia memiliki keanekaragaman dan keunikan yang luar biasa. Maka diperlukan kemampuan dan pengetahuan serta kreatifitas dalam menggali potensi desa
Metode Pengembangan
Untuk dapat mengetahui dan menggali potensi desa diperlukan langkah/cara agar dapat secara mudah dan jelas apa potensi dan bagaimana metode pengembangannya, yaitu :
I. Mengetahui potensi dengan 3P
- POSISI : mengetahui letak dan geografi desa
- POTENSI : bagaimana keadaan sumberdaya alam dan sumber daya manusianya, contoh : pendidikan, pekerjaa penduduk, greget/semangat dll.
- PRESTASI : bagaimana capaian serta kemajuan masyarakat dan memiliki prestasi tingkat kabupaten/kecamatan, contoh : juara lomba desa.
II. Membentuk lembaga di tingkat desa
III. Lembaga POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata)
Merupakan lembaga bentukan pemerintah desa yang bertugas dan berperan dalam mensosialisasikan tentang SAPTA PESONA
IV. Lembaga pengelola desa wisata
Lembaga ini merupakan bentukan dari tokoh-tokoh masyarakat yang berorientasi pada keuntungan dari jasa pariwisata. Sehingga benar-benar mengelola tamu sampai marketing
STRATEGI PENGEMBANGAN
Rakyat digugah kesadarannya untuk memanfaatkan aset mereka yaitu rumah dan sebagian kamar-kamar mereka menjadi tempat tinggal tamu sementara dan tamu-tamu dijadikan temannya. Tamu tinggal bersama rakyat bisa menikmati kehidupan keseharian warga desa (live in) merasakan sajian makanan dan minuman, serta menikmati alam bernuansa pedesaan, serta menikmati tradisi budaya warga pedesaan. Maka diperlukan penyiapan desa tersebut layak menerima tamu dengan melakukan langkah strategi sebagai berikut :
- Inventarisasi : Pendataan melalui angket atau wawancara tentang monografi desa
- Pemetaan : Berdasarkan data kita melakukan pemetaan
- Plan/Program : Menyusun program
- Program yang akan dilaksanakan
- Jadwal pelaksanaan
- Action/pelaksanaan : Melakukan program sesuai jadwal
- Evaluation : Mengevaluasi apa yang telah dilakukan
- Tindak lanjut : Merupakan kegiatan lanjutan setelah dievaluasi apa saja yang belum dilaksanakan
- Dokumentasi
- Membuat dokumen administrasi
- Membuat dokumen foto / CD
Keberhasilan desa wisata dapat diukur dari seberapa besar partisipasi masyarakat/warga desa. Semua warga desa terlibat yaitu bapak-bapak, ibu-ibu rumah tangga, pemuda dan anak-anak serta perangkat desa
Keuntungan warga :
- Mempererat tali silaturahmi dan rasa persatuan nasional
- Memperoleh pemasukan uang dari penginapan, jual makanan dan minuman
- Pemasukan seperti jasa binatu, sewa kendaraan (sepeda), penjualan sayura-sayuran, cinderamata dll
- Saling interaksi dengan tamu
- Transfer pengetahuan
- Promosi desa
- Rumah-rumah, jalan-jalan desa, MCK, pekarangan/lingkungan menjadi bersih
- Budaya dan atraksi seni tradisi desa terpelihara
- Permainan anak/dolanan menjadi hidup
- Kegiatan warga menjadi semarak
- Ekonomi warga tumbuh dan meningkat
- Membuka lapangan pekerjaan
- Peningkatan perhatian terhadap lingkungan dan sumber daya alam
- Peningkatan kesadaran terhadap sumber daya manusia
Berbicara mengenai peluang desa, seluruh elemen yang ada di desa merupakan potensi yang memiliki daya tarik wisatawan. Lebih dari itu, desa mampu menyuguhkan tradisi, budaya, lingkungan, dan aktivitas yang belum tentu dimiliki desa lain. Artinya, sebuah tatanan kehidupan sosial masyarakat setidaknya memberi harapan bahwa aspek kepariwisataan yang dibangun dan dikembangkan tidak lepas dari pola kehidupan mereka
Tumbuhan juga membutuhkan tempat tinggal yang layak. Menjaga alam dan merawat dengan baik juga menjaga kelangsungan hidup seluruh ekosistem. Maka, harus ada kesepakatan awal di antara masyarakat desa dalam rangka mengembangkan potensi alam. Jika hal ini sudah berjalan dengan mudah pemerintah dan masyarakat akan mengembangkan desa wisata
Beberapa kekayaan yang dimiliki antara lain:
Wisata petualangan biasanya di pegunungan. Karena yang ideal terdapat pohon-pohon yang menjulang tinggi, lingkungan asri dan masih menyimpan struktur alamiah yang belum tersentuh tangan manusia
Wisata agro dengan salah satu potensi untuk pendidikan, seperti cara menanam hingga memetik hasil panen, terlebih jika terdapat goa-goa di sekitarnya
Wisata bahari dengan nuansa pesisir pantai juga menyediakan aneka petualangan air seperti sky boat dan driving. Jika menjaga keanekaragaman hayati yang hidup di laut seperti mangrove juga dapat mendatangkan keuntungan ganda.
Wisata kuliner juga memperkenalkan masakan khas daerah di tempat tinggal mereka. Antara lain Soto Lamongan dan Soto Betawi, atau Sate Solo dengan Sate Madura yang memiliki resep berbeda
Wisata budaya dan sejarah secara umum tak berbeda jauh. Tinggal sisi pengemasan seperti dibuatkan monumen, museum, atau pertunjukan lain untuk melestarikan dan memperkenalkan ke wisatawan
Wisata kreatif identik dengan sebuah kerajinan tangan masyarakat lokal. Walau sama-sama membatik, namun antara batik Jogjakarta, Pekalongan, maupun Cirebon jelas memiliki ciri khas sendiri.
Artinya, model-model destinasi wisata yang berbasis pada ekowisata pada dasarnya sangat luas dan memiliki nilai-nilai leluhur yang sudah dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya mereka yang datang dari luar desa. Karena konsep desa wisata yang ketika dikelola dengan prinsip keadilan, kesetaraan, dan proporsional jelas memberikan nilai positif. Maka segala kebutuhan yang diperlukan desa dalam mengembangkan wilayah harus sesuai dengan kebutuhan desa tersebut.
Strategi pengembangan desa melalui pembinaan masyarakat juga dapat dilaksanakan supaya satu orang dengan yang lain memiliki pemikiran yang sama. Walau pada proses awal melalui tahap brainstorming yang memungkinkan masing-masing orang memiliki wacana.
Ketika seluruh elemen masyarakat sudah sepaham maka mulai membuat rantai pasokan kebutuhan untuk desa. Penjual kuliner membutuhkan beras, maka harus ada petani padi. Petani padi membutuhkan lahan, maka harus ada tanah desa yang siap menanam padi juga koperasi yang menjual bibit padi. Begitu pula dengan aspek lain seperti cenderamata, atraksi wisata, dan sebagainya. Secara ekonomi uang yang masuk dari wisatawan kemudian dikelola masyarakat dan tidak keluar, maka semakin menumpuk di dalam dan membuahkan hasil yang maksimal.
Sementara kalangan swasta (baik itu pelaku usaha/industri pariwisata) melalui sumber daya, modal dan jejaring yang dimiliki sebagai pengembang dan atau pelaksana pembangunan kegiatan kepariwisataan. Adapun masyarakat dengan sumber daya yang dimiliki berupa adat, tradisi, dan budaya berperan sebagai tuan rumah sekaligus memiliki kesempatan sebagai pelaku pengembangan kepariwisataan sesuai kemampuan dan berperan aktif dalam mendukung keberhasilan pembangunan kepariwisataan di tingkat lokal, regional, dan nasional.
Dari uraian di atas, diambil kesimpulan bahwa:
- Strategi yang tepat dalam mengembangkan desa wisata di Indonesia adalah melalui konsep Bhinneka Tunggal Ika yang mencerminkan keberagaman kebudayaan, tradisi, keindahan alam, kerajinan dan lain yang menjadi identitas kemudian menjadi satu konsentrasi destinasi wisata tanpa adanya persaingan dalam merebut wisatawan
- Peluang yang dapat dikembangkan desa wisata di Indonesia melalui beberapa kekayaan yang dimiliki. Antara lain wisata petualangan, wisata agro, wisata bahari, wisata kuliner, wisata budaya dan sejarah, dan wisata kreatif. Dilanjutkan dengan pembinaan masyarakat yang diharapkan ekonomi desa juga ikut maju. Namun, memutuskan konsep desa wisata dapat dimulai dari tingkat RT hingga kepala desa dengan tetap menerima masukan dan pandangan camat serta walikota/bupati setempat
Berdasarkan simpulan yang telah disampaikan, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut :
- Pemerintah daerah dan pemerintah desa selaku stakeholder harus memberikan ruang gerak yang bebas kepada masyarakat untuk berkreativitas dalam usaha membangun desa wisata
- Dukungan yang diberikan kepada masyarakat di desa wisata perlu berkesinambungan dan terus menerus namun tetap melakukan tahap monitoring dan evaluasi sehingga tidak berjalan stagnan
- Masyarakat dituntut lebih proaktif dalam rangka mengapresiasikan diri agar keluar dari kemiskinan dan pengangguran melalui kerja nyata di lingkungan sendiri