Pemanasan Global menyebabkan suhu udara makin memanas, peningkatan suhu ini memicu percepatan proses dekomposisi yang menggangu sektor perta...
Pemanasan Global menyebabkan suhu udara makin memanas, peningkatan suhu ini memicu percepatan proses dekomposisi yang menggangu sektor pertanian. Dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan suhu ini makin mempercepat penguapan air dari permukaan tanah.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan penanaman pohon yang mampu menyimpan air.
Menurut jurnal Pohon Sahabat Air, kawasan mata air memiliki komposisi pohon yang spesifik. Pohonpohon di sekitar mata air pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : akar tunggang yang dalam, akar serabut yang banyak, tajuk lebar dan rimbun, tanaman berumur panjang, daun selalu hijau (tidak menggugurkan daun), mempunyai stomata lebih sedikit.
Jurnal yang diterbitkan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, juga merinci jenis-jenis dari famili Moraceae merupakan jenis yang paling banyak dijumpai pada kawasan sekitar mata air, terutama pada daerah dengan jenis batuan induk vulkan. Sedangkan untuk pohon yang banyak ditemukan di daerah kapur adalah jenis dari famili Fabaceae.
Tercatat ada 16 jenis pohon yang dapat melindungi mata air.
Yakni,
- Bambu (Bambusoideae)
- Aren (Arenga pinata)
- Gayam (Inocarpus fagifer)
- Kedawung (Parkia timoriana)
- Trembesi (Samanea saman)
- Elo (Ficus racemosa)
- Preh (Ficus ribes)
- Bulu (Ficus annulata)
- Kepuh (Sterculia foetida )
- Randu (Ceiba pentandra)
- Jambu Air (Syzygium aqueum)
- Jambu Alas (Syzygium pseudoformosum)
- Beringin (Ficus benyamina)
- Pucung (Pangium edule)
- Bendo (Artocarpus elasticus)
- Bunut (Ficus virens)
Pohon diatas banyak di temukan di lereng wilis sehingga bibitnya dapat dengan mudah di temukan. Upaya konservasi di areal lahan kritis tentu akan membutuhkan jenis pohon diatas
Kepala Desa Blongko, Siti Ani’nah mengatakan pihaknya telah melakukan perencanaan teknis untuk pelestarian sumber daya air melalui kegiatan penanaman pohon yang mampu menyimpan air.
"Kami siap berkolaborasi dengan Pelestari Kawasan Wilis untuk mewujudkan Blongko sebagai Desa Penjaga Mata Air, sebab faktanya Desa Blongko, secara topografi berada di wilayah pegunungan menjadi memang menjadi kawasan penyangga sekaligus zona tangkapan air" ujarnya .
Pada musim tanam bulan November 2024, lanjut Anik, warga Blongko akan menanam pohon MPTS, yang menghasilkan buah sekaligus mampu menyimpan air.
Hal ini tentu disambut baik oleh Pelestari Kawasan Wilis, sebab selama 3 tahun terakhir Desa Blongko menjadi lokus kegiatan konservasi yang dilakukan melalui skema kolaborasi berbagai pihak termasuk melibatkan korporasi. (*)